Kamis, 08 November 2012

Kerajinan Karawo




1. Deskripsi
     
Kerajinan karawo adalah kerajinan menghias berbagai jenis kain dengan berbagai motif sulaman tembus pandang, dikerjakan pada kain dengan menggunakan benang polos maupun warna-warni. Proses pembuatan sulaman karawo ini yaitu dengan cara mengiris dan mencabut benang dari serat kain yang sudah jadi kemudian disulam dengan jarum dengan beraneka ragam benang sesuai pola/rancangan motif yang diinginkan menggunakan tangan (manual). Untuk membuat satu pola sulaman karawo diperlukan 3 orang dengan tugas berbeda. Orang pertama bertugas membuat pola dengan menggambar di atas kertas grafik. Orang kedua bertugas sebagai pengiris atau pengurai benang pada kain yang akan dibuat sulaman karawo sesuai pola yang dibuat. Orang ketiga bertugas sebagai penyulam kain yang sudah diurai benangnya. Proses penyulaman berlangsung satu minggu sampai satu bulan tergantung motif dan jenis kain. Ada dua jenis sulaman karawo yaitu sulaman karawo biasa dan sulaman karawo ikat. Sulaman karawo ikat lebih mahal dari sulaman karawo biasa.
Proses pembuatan dilakukan oleh perempuan atau ibu rumahtangga di desa-desa. Kerajinan kerawang ini merupakan kerajinan khas daerah Gorontalo yang sudah ada sejak lama namun kapan pertama kali berkembang tidak diketahui dengan jelas. 
     Lima tahun  terakhir Sulaman Karawo semakin populer karena jenis kain yang digunakan semakin beragam, warna-warna motif yang menarik dan disain motif yang lebih baik mengikuti selera konsumen untuk berbagai jenis busana. Kain karawo telah digunakan oleh berbagai kalangan di berbagai kesempatan seperti busana harian, busana kantor, acara-acara resmi dan pesta.

Sulaman Karawo telah memperoleh hak paten dari pemerintah Indonesia. Dalam upaya melestarikan, membudayakan dan mengembangkan sulaman karawo, pada tanggal 17 Desember 2011 Bank Indonesia Cabang Gorontalo bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo menyelenggarakan Festival Karawo 2011.










Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan industri sulaman karawo yaitu: (1) belum mampu memproduksi secara massal untuk memenuhi permintaan skala besar dalam waktu singkat; (2) jumlah pengrajin yang masih kurang; (3) para pengrajin kekurangan modal; dan (4) para pengrajin tersebar pada berbagai desa.

2. Tujuan
     Investasi ditujukan untuk mengembang-kan industry kerajinan karawo dari industri rumahtangga menjadi industri skala menengah dalam upaya memperbesar pangsa pasar di tingkat nasional dan internasonal.

3. Ruang Lingkup investasi
   a. Membangun kawasan industri kerajinan karawo yang terdiri atas minimal 100 pengrajin karawo.
   b. Membangun pasar kerajinan karawo.

4. Nilai Investasi
     Analisis finansial usaha kerajinan karawo belum dilakukan. Sebagai gambaran, pengiris/pengurai benang dibayar Rp 5000 untuk setiap motif dan penyulam Rp. 25000-30000 per kain. Modal dan biaya produksi adalah sebesar  Rp. 25.000.000 per kelompok yang terdiri dari 10 orang untuk satu bulan dapat menghasilkan 50 – 60 potong bahan pakaian wanita. Namun dapat di sesuaikan dengan pesanan dan keinginan konsumen.

5. Status Investasi

     Pusat kerajinan karawo berupa industri rumah tangga tersebar di Kabupaten Gorontalo khususnya di Kecamatan Bongomeme, Telaga, Batudaa, Tapa dan Isimu. Di Kecamatan Bongomeme dan Batudaa telah berkembang 4 sentra dengan jumlah unit usaha sebanyak 20 unit usaha ( 6,6% saja dari total unit di seluruh Gorontalo ).  Serapan tenaga kerja unit-unit tersebut di kecamatan ini mencapai lebih dari 900 orang (sekitar 60% dari total seluruh tenaga kerja industri kerawang di Gorontalo). Di Kecamatan Telaga memiliki jumlah sentra dan jumlah unit usaha yang terbanyak, yaitu 5 sentra dengan 245 unit usaha dan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 490 orang. Selain itu sentra industri kerawang juga tersebar pada beberapa kecamatan yang ada di kabupaten dan kota se Provinsi Gorontalo. 
Di Kota Gorontalo terdapat toko-toko yang khusus menjual berbagai macam produk yang berasal dari  kain kerawang  yang terdiri  dari Bahan Pakaian wanita, Pria dan anak-anak seperti: bahan baju, bahan jas, kemeja, dasi, jilbab, tas, dompet dan lain-lain. Bentuk produk kain karawo lainnya yaitu baju (koko, kemeja, kaos), jas, kopiah, sapu tangan, tas, mukena, kipas, jilbab, dasi, syal, hiasan dinding karawo, sandal, taplak meja, tutup gelas, penutup (aqua) dispenser, dompet) dan lain-lain.


6. Kunci Keberhasilan Investasi
   a. Manajemen pengrajin karawo.
   b. Ketersediaan kain yang bermutu dan disain motif.
   c. Penganekaragaman produk karawo.
   d. Promosi produk kerajinan karawo.

7. Lokasi
Kawasan industri kerajinan karawo dapat dibangun di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo (Kecamatan Telaga).

8. Kemudahan Investasi
   a. Fasilitasi proses perijinan di Kabupaten/Kota.
   b. Pemerintah bekerjasama dengan instansi lainnya melakukan promosi produk sulama karawo.
 

0 komentar:

Posting Komentar